Sabtu, 07 Januari 2012

Hujani Aku dengan Perihmu



Hujani aku dengan perihmu,
agar aku mengerti bahasamu.

Hujani aku dengan perihmu,
agar aku, bukan buku usang dalam pustakamu.

Bahagiamu, sungguh pantas untuk para penghuni istana
yang mengajak dan membawamu berjalan angkuh melewati para sudra,
menapaki tiap jejak dalam lembar kain sutra
yang tak akan kotor meski setitik biji zahra.

Sayang, aku bukan penghuni istana.

Aku hanyalah sampah para dewa
yang sungguh, tak pernah menyentuh surga.
Aku terpinggir bagai pasir
yang berada di tepi samudra.

Tapi,
tetap hujani aku dengan perihmu
agar aku bisa merasa memilikimu
meski aku tak pernah memilikimu.

Karang Mulya,
22/02/2010
18:59